Pembunuh berdarah dingin yang merenggut ribuan nyawa Muslim Bosnia, Ratko Mladic, ternyata tidak bisa menahan tangisnya di hadapan nisan anaknya. Tangisnya juga pecah saat berpamitan dengan istri dan adiknya untuk menjalani pengadilan di Den Haag, Belanda.
Pengacara Mladic di Beograd, Milos Saljic, dilansir dari Associated Press, Rabu, 1 Juni 2011, mengatakan sebelum meninggalkan Serbia pada Selasa malam waktu setempat, Mladic menangis ketika dikunjungi istri dan adik perempuannya untuk yang terakhir kali.
Saljic mengatakan, istrinya membawakannya koper besar berisi pakaian untuk selama di penjara. Mladic tidak kuasa menahan haru dan air matanya tak terbendung lagi. Pada pelariannya selama 16 tahun, istrinya ini yang menemaninya di sebuah rumah di kota Lazarevo, sekitar 100 km dari kota Beograd.
Sebelumnya pada Selasa pagi, Mladic diberikan kesempatan untuk mengunjungi makam putrinya, Ana, di pinggiran kota Beograd. Kunjungan ini dirahasiakan oleh pihak Serbia demi menjaga keamanan dan kesakralan ziarah tersebut.
"Kami tidak mengumumkan kunjungannya ke makam karena ini adalah hal yang pribadi dan demi masalah keamanan," ujar wakil jaksa penuntut, Bruno Vekaric.
Pada kunjungan yang berlangsung selama 22 menit tersebut, Mladic membakar lilin dan menaruh karangan bunga mawar di pusara Ana. Vekaric mengatakan bahwa Mladic sempat menangis ketika menatap nisan putrinya yang mati bunuh diri itu.
Ini adalah kunjungan Mladic yang pertama ke makam Ana selama masa pelariannya. Kemungkinan Mladic mengunjunginya ketika kabur sangat kecil, karena komplek pemakaman itu dipantau kamera pengawas 24 jam sehari.
Ana, 23 tahun, seorang mahasiswa medis, bunuh diri pada 1994 dengan menggunakan pistol ayahnya. Dia tidak meninggalkan secarik memo pesan, namun media menganggap Ana bunuh diri karena depresi mengetahui peran ayahnya dalam Perang Bosnia.
Mladic membantah Ana mati bunuh diri. Dia mengatakan bahwa Ana dibunuh oleh lawan perangnya, karena pistol ditemukan di tangan kiri, padahal dia tidak kidal.
Saljic mengatakan, istrinya membawakannya koper besar berisi pakaian untuk selama di penjara. Mladic tidak kuasa menahan haru dan air matanya tak terbendung lagi. Pada pelariannya selama 16 tahun, istrinya ini yang menemaninya di sebuah rumah di kota Lazarevo, sekitar 100 km dari kota Beograd.
Sebelumnya pada Selasa pagi, Mladic diberikan kesempatan untuk mengunjungi makam putrinya, Ana, di pinggiran kota Beograd. Kunjungan ini dirahasiakan oleh pihak Serbia demi menjaga keamanan dan kesakralan ziarah tersebut.
"Kami tidak mengumumkan kunjungannya ke makam karena ini adalah hal yang pribadi dan demi masalah keamanan," ujar wakil jaksa penuntut, Bruno Vekaric.
Pada kunjungan yang berlangsung selama 22 menit tersebut, Mladic membakar lilin dan menaruh karangan bunga mawar di pusara Ana. Vekaric mengatakan bahwa Mladic sempat menangis ketika menatap nisan putrinya yang mati bunuh diri itu.
Ini adalah kunjungan Mladic yang pertama ke makam Ana selama masa pelariannya. Kemungkinan Mladic mengunjunginya ketika kabur sangat kecil, karena komplek pemakaman itu dipantau kamera pengawas 24 jam sehari.
Ana, 23 tahun, seorang mahasiswa medis, bunuh diri pada 1994 dengan menggunakan pistol ayahnya. Dia tidak meninggalkan secarik memo pesan, namun media menganggap Ana bunuh diri karena depresi mengetahui peran ayahnya dalam Perang Bosnia.
Mladic membantah Ana mati bunuh diri. Dia mengatakan bahwa Ana dibunuh oleh lawan perangnya, karena pistol ditemukan di tangan kiri, padahal dia tidak kidal.
Jenderal Pembantai Menangis di Pusara Anaknya Anda sedang membaca artikel Jenderal Pembantai Menangis di Pusara Anaknya dengan url : http://sigithermawan12.blogspot.com/2011/09/jenderal-pembantai-menangis-di-pusara.html
Dapatkan Artikel Terbaru Gratis!! Masukan Email Kamu Disini :
Terima Kasih