Dalam hidup kita selalu dihadapkan dengan berbagai macam situasi dan kondisi. Betapa beruntungnya jika kita mampu mengambil hikmah atau makna dari setiap peristiwa, sehingga kita dapat mengambil pelajaran darinya.
Merenung, bersantai, pergi ke tempat yang tinggi, memandangi alam, ataupun mendengar musik adalah beberapa cara yang sering orang lakukan untuk mencari makna kehidupan. Begitu juga dengan saya, ketika mengikuti training ESQ Parenting di Menara 165, Jakarta, saya diperdengarkan lagunya Biley Joel yang berjudul Just The Way You Are. Lagu itu mengisahkan seseorang yang mencintai orang lain apa adanya. Dari lagu ini serta suasana training yang mendukung, saya mengambil suatu kesimpulan berikut.
Cintai apa adanya, bukan karena ada apanya
Banyak orang yang ngegombal cinta dan mengatakan “aku cinta kamu apa adanya”. Eh nyatanya, nol besar! Masih saja banyak orang yang cinta sama orang lain dengan alasan "kamu tuh gini, kamu tuh gitu" dan beribu alasan lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Apakah pernah terlintas di benak kita, segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi dan suatu saat akan hilang? Bisa jadi, orang yang kita cintai karena alasan tertentu yang membuat kita cinta pada orang itu dapat hilang seketika. Misalnya jika kita mencintai seseorang karena kecantikan atau kegantengannya, tiba-tiba orang itu kecelakaan lalu mukanya cemang-cemong tidak beraturan. Gimana dong, apa kita akan tetap cinta?
Selama saya amati, kebanyakan orang mencintai itu masih menggunakan alasan. Mencintai ini dalam konteks luas, bisa orangtua, kakek, nenek, saudara, teman atau siapapun.
Ikhlas, sabar, dan syukur
Ada orang yang pernah mengatakan, "Aku tidak tahu mengapa aku tetap mencintainya, meskipun dia telah membuat hal-hal yang tidak aku senangi." Bisa jadi, orang itu telah mencintai orang yang dicintainya apa adanya, tidak pakai syarat dan alasan.
Lalu bagaimana agar kita mampu mencintai seseorang apa adanya? Kunci pertama adalah ikhlas dan tulus. Artinya kita benar-benar mencintai orang yang kita cintai tanpa syarat atau alasan. Percuma mencintai jika tidak ikhlas, maka hatinya masih ada rasa sesak. Ikhlas itu kunci untuk menjadikan hati kita seluas samudera, bukan selebar daun kelor. Dan tahukah Anda? Ilmu yang paling susah di dunia ini adalah ilmu ikhlas.
Kunci yang kedua adalah sabar. Mungkin, ada kalanya orang-orang di sekitar kita bersikap yang tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan kita sehingga membuat kita kesal. Baik itu teman, rekan kerja, pasangan, bahkan orangtua kita. Jadi bersabarlah.
Mungkin orang yang kita cintai itu belum mengerti jalan pikiran kita atau belum mengetahui apa yang kita mau dan apa yang kita tidak suka. Positive thinking dan persepsi yang baik-baik saja, karena percuma kalau pikiran dan hati kita berprasangka buruk.
Kemudian kunci yang terakhir adalah bersyukur. Tahukah kita? Mencintai adalah karunia terbesar dari Allah. Mumpung rasa cinta dan kasih sayang belum dicabut oleh Allah dari hati kita, yuk kita bersyukur. Bersyukur karena telah mencintai orang-orang yang kita sayangi, bersyukur atas pemberian rasa cinta dan kasih sayang dari-Nya, bersyukur karena hati kita tidak mati untuk mencintai. Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an, "Dan katakanlah, aku mencintai mu atas nama Tuhan ku, Allah Ar Rahman Ar Rahim."
Teman, rasa cinta dan kasih sayang yang hadir di dalam hati kita sesungguhnya berasal dari Allah, Yang Maha Kasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi Cinta. Maka itulah yang harus menjadi landasan, atau dasar kita mencintai orang-orang yang kita cintai. Bukan karena wajahnya, bukan karena materinya, bukan karena sifatnya, tapi karena Allah.
bisa jadi alasan yang membuat kita cinta kepada orang itu hilang. Boleh kita mencintai orang-orang yang kita cintai, tapi tetaplah menempatkan Allah sebagai cinta tertinggi kita. Sedikit menyitir perkataan Teuku Umar untuk istrinya, Cut Nyak Dien. “Istriku, kau tidak ada di hatiku, yang ada di hatiku hanyalah Allah, tapi engkau tetap di sisiku untuk selamanya.”
Teman, tak bosan saya katakan mari kita tetapkan cinta tertinggi hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Sungguh Dialah yang memberi rasa kasih sayang, dan cinta di dalam hati kita. Landaskan semua rasa cinta kita ketika mencintai orang lain adalah karena Allah, sungguh Dia tak pernah hilang, yang selalu abadi. Cintailah ayah, ibu, kakek, nenek, kakak, adik, saudara, teman, rekan kita karena Allah. Akan jauh lebih indah dan bermakna.
Cintai Apa Adanya, Tanpa Syarat dan Alasan Anda sedang membaca artikel Cintai Apa Adanya, Tanpa Syarat dan Alasan dengan url : http://sigithermawan12.blogspot.com/2011/02/cintai-apa-adanya-tanpa-syarat-dan.html
Dapatkan Artikel Terbaru Gratis!! Masukan Email Kamu Disini :
Terima Kasih