Jim Morrison: Misteri Pujangga Rock N' Roll Yang Tiada Akhir
Hello Blogger Mania... Jumpa Lagi?? Kali Ini Saya Akan Menampilkan Artikel Berjudul : Jim Morrison: Misteri Pujangga Rock N' Roll Yang Tiada Akhir , Langsung saja ya, Daripada Kelamaan Dan Bikin Bete..
Mengenang 41 tahun wafatnya sang pujangga sekaligus bintang rock.
41 tahun silam, 3 Juli 1971, Jim Morrison sang pujangga rock and roll meninggal dunia. Dia ditemukan tak bernyawa oleh Pamela Courson, kekasihnya di bathtub apartemen di 17 Rue Beautreillis yang disewanya selama tinggal di Paris.
Pamela adalah kekasih putus nyambung Jim Morrison. Ia ke Paris, menurut Laurie, sejarawan Jim Morrison, dalam rangka lebih total lagi menjadi penulis. Jim ingin menjadi penyair. Namun kebiasaan buruk Jim menenggak alkohol menjadikan keadaan dirinya jadi kian runyam. Dalam sehari Jim mampu menenggak dua hingga tiga botol whiskey tanpa henti.
”Jim benci jarum suntik dan tidak pernah menggunakan heroin sama sekali,” urai Laurie.
Selama di Paris, Jim menelusuri pelosok kota menguak keingintahuannnya tentang para penyair dan pujangga seperti Charles Baudelaire hingga Ernest Hemingway. Jim bahkan sempat pula menginap di L’Hotel at 13 Rue des Beaux Arts, tempat dimana pujangga Oscar Wilde meninggal dunia pada 30 November 1900. Beberapa minggu sebelum ditemukan tewas di apartemennya, Jim sempat berziarah di makam Oscar Wilde. Jim sangat terkesan dengan makam Oscar Wilde.
Dalam buku The Tombstone Tourist yang menulis tentang ziarah ke makam para penghibur dunia seperti Billie Holiday, Miles Davis, Joey Ramone, Elvis Presley termasuk Jim Morrison, Scott Stanton menulis detail perihal detik-detik kematian Jim Morrison.
Menurut Pamela Courson, ia dan Jim pergi ke bioskop nonton film klasik Pursued (1947) yang dibintangi Robert Mitchum. Lalu Jim dan Pam kembali ke apartemen. Sebelum tidur mereka berdua sempat menonton beberapa film Morrison. Sejam kemudian Pam terbangun karena Jim tersedak dalam tidur.
Pam lalu menyadarkan Jim yang kemudian mengeluarkan muntah darah di kamar mandi. Jim menolak upaya Pam memanggil dokter karena merasa sudah lebih baik. Jim kemudian masuk ke bathtub untuk mandi. Pam kemudian meneruskan tidurnya. Ketika Pam terbangun jam 8 pagi dia menemukan Morrison dalam keadaan tidak sadar di dalam bathtub.
Tetesan darah segar mengucur dari hidung Morrison. Pam lalu memanggil sahabatnya Alan Ronay pada jam 8:30, dan kemudian memanggil tim medis. Petugas lalu menarik tubuh Morrison keluar dari bathtub dan membaringkannya di tempat tidur seraya memijat mijat jantung jim. Ternyata Jim telah tiada.
Dalam buku The Tombstone Tourist ini juga Scott Stanton menulis bahwa jenazah Morrison tidak di otopsi. Bahkan Pamela Courson konon tak mengingat siapa nama dokter yang menandatangani sertifikat kematian Jim Morrison.
Prasangka perselingkuhan, pengkhianatan dan konspirasi menebar di episode terakhir kehidupan Jim Morrison dan belahan jiwanya,Pamela Courson.
Pada hari senin 5 Juli 1971, beredar rumor di Amerika Serikat bahwa Jim Morrison telah tiada. Manajer Bill Siddon tak peduli dengan kabar angin itu. Tapi setelah menelepon Pam untuk memastikan kebenaran berita kematian Morrison, Siddon langsung terbang ke Prancis. Setiba di Paris, Pam menunjukkan peti mati dan sertifikat kematian kepada Bill Siddon di apartemen tanpa melihat jenazah Morrison sama sekali.
Pada hari Rabu, 7 Juli, pemakaman Jim Morrison berlangsung di Pere Lachaise yang hanya dihadiri 5 orang saja tanpa adanya pihak keluarga maupun sahabat Morrison termasuk anggota The Doors. Mereka sama sekali tak dihubungi. Enam hari setelah kematiannya, barulah Jim Morrison diberitakasan secara resmi telah meninggal dunia.
Ray Manzarek pun berupaya menakwilkan kematian sahabatnya Jim Morrison dalam buku bertajuk Light My Fire – My Life With The Doors (1998). Pada bab pertama buku ini Ray Manzarek menguraikan bahwa mereka, The Doors, hampir tidak mengetahui kematian Jim Morrison yang sesungguhnya di Paris:
“Rumours, innuendos, self-serving lies, psychic projections to justify inner needs and maladies, and just plain goofiness cloud the truth. There are simply too many conflicting theories," tulis Manzarek di bukunya.
Ray Manzarek dalam bukunya juga banyak menuliskan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam proses berpulangnya Jim Morrison. Manzarek melihat telah terjadi semacam konspirasi yang mengorbankan sahabatnya sejak kuliah sinematografi di UCLA itu.
Sementara dalam buku bertajuk Jim Morrison Life, Death, Legend (2004) yang disusun penulis biografi rock Stephen Davis ditulis bahwa Ray Manzarek marah besar terhadap manajer The Doors Bill Siddon yang tidak memeriksa keadaan jenazah Jim Morrison di Paris.
Kesimpang siuran mengenai kisah hidup dan kematian Jim Morrison ini pada akhirnya menjadi lahan bagi penerbitan sederet judul buku perihal Jim Morrison dan The Doors. Beberapa diantaranya adalah This Is The End… My Only Friend: Living and Dying (1991) oleh Judy Hudleston, Riders On The Storm: My Life With Jim Morrison (1991) oleh John Densmore, Break On Through: The Life and Death of Jim Morrison (1992) oleh James Riordan, No One Here Gets Out Alive (2006) oleh Jerry Hopkins dan Danny Sugerman, Morrison A Feast of Friends (1991) oleh Frank Lisciandro, The Lizzard King Was Here: The Life and Times of Jim Morrison in Alexandria Virginia (2006) oleh Mark Opasnick dan masih banyak lagi.
Sutradara terkemuka Oliver Stone juga membuat film tentang The Doors dengan fokus pada kehidupan Jim Morrison yang sarat pernak-pernik kehidupan nan hedonis-materialistik.
Jim Morrison adalah ikon rock yang berhasil menembus batas waktu dan lintas generasi. Sosok penghibur Amerika yang sarat sihir. Jim adalah penyair urakan yang sesungguhnya. Hidup dalam pelukan hedonistik. Tragisnya akhir hayat Jim Morrison pun diperdebatkan. Tak ada yang melihat jasadnya. Ada yang tetap beranggapan bahwa Jim masih hidup. Walau telah berakhir, tetapi hikayat Jim Morrison masih tetap bercadar misteri tak berujung.
This is the end
Beautiful friend
This is the end
My only friend, the end
It hurts to set you free
But you'll never follow me
The end of laughter and soft lies
The end of nights we tried to die
Tapi yang pasti karya-karya Jim baik puisi maupun musik memang masih hidup, masih bersemayam di sanubari penggemarnya atau yang bakal jadi penggemarnya. Jika ada yang pernah menyebut Jim Morrison, “an angel in grace and a dog in heat”, maka saya pun mengangguk.
Bagaimana dengan Anda?
http://rollingstone.co.id/read/2012/07/03/170545/1956827/1294/jim-morrison-misteri-pujangga-rock-n-roll-yang-tiada-akhir
Begitulah isi Artikel : Jim Morrison: Misteri Pujangga Rock N' Roll Yang Tiada Akhir , semoga bermanfa'at,menambah wawasan dan yang belum tahu menjadi tahu. Salam Hormat
Posted by: Sigit Hermawan | Info Terbaru | Free Software | Tutorial Blog
Hello Blogger Mania... Jumpa Lagi?? Kali Ini Saya Akan Menampilkan Artikel Berjudul : Jim Morrison: Misteri Pujangga Rock N' Roll Yang Tiada Akhir , Langsung saja ya, Daripada Kelamaan Dan Bikin Bete..
Mengenang 41 tahun wafatnya sang pujangga sekaligus bintang rock.
41 tahun silam, 3 Juli 1971, Jim Morrison sang pujangga rock and roll meninggal dunia. Dia ditemukan tak bernyawa oleh Pamela Courson, kekasihnya di bathtub apartemen di 17 Rue Beautreillis yang disewanya selama tinggal di Paris.
Pamela adalah kekasih putus nyambung Jim Morrison. Ia ke Paris, menurut Laurie, sejarawan Jim Morrison, dalam rangka lebih total lagi menjadi penulis. Jim ingin menjadi penyair. Namun kebiasaan buruk Jim menenggak alkohol menjadikan keadaan dirinya jadi kian runyam. Dalam sehari Jim mampu menenggak dua hingga tiga botol whiskey tanpa henti.
”Jim benci jarum suntik dan tidak pernah menggunakan heroin sama sekali,” urai Laurie.
Selama di Paris, Jim menelusuri pelosok kota menguak keingintahuannnya tentang para penyair dan pujangga seperti Charles Baudelaire hingga Ernest Hemingway. Jim bahkan sempat pula menginap di L’Hotel at 13 Rue des Beaux Arts, tempat dimana pujangga Oscar Wilde meninggal dunia pada 30 November 1900. Beberapa minggu sebelum ditemukan tewas di apartemennya, Jim sempat berziarah di makam Oscar Wilde. Jim sangat terkesan dengan makam Oscar Wilde.
Dalam buku The Tombstone Tourist yang menulis tentang ziarah ke makam para penghibur dunia seperti Billie Holiday, Miles Davis, Joey Ramone, Elvis Presley termasuk Jim Morrison, Scott Stanton menulis detail perihal detik-detik kematian Jim Morrison.
Menurut Pamela Courson, ia dan Jim pergi ke bioskop nonton film klasik Pursued (1947) yang dibintangi Robert Mitchum. Lalu Jim dan Pam kembali ke apartemen. Sebelum tidur mereka berdua sempat menonton beberapa film Morrison. Sejam kemudian Pam terbangun karena Jim tersedak dalam tidur.
Pam lalu menyadarkan Jim yang kemudian mengeluarkan muntah darah di kamar mandi. Jim menolak upaya Pam memanggil dokter karena merasa sudah lebih baik. Jim kemudian masuk ke bathtub untuk mandi. Pam kemudian meneruskan tidurnya. Ketika Pam terbangun jam 8 pagi dia menemukan Morrison dalam keadaan tidak sadar di dalam bathtub.
Tetesan darah segar mengucur dari hidung Morrison. Pam lalu memanggil sahabatnya Alan Ronay pada jam 8:30, dan kemudian memanggil tim medis. Petugas lalu menarik tubuh Morrison keluar dari bathtub dan membaringkannya di tempat tidur seraya memijat mijat jantung jim. Ternyata Jim telah tiada.
Dalam buku The Tombstone Tourist ini juga Scott Stanton menulis bahwa jenazah Morrison tidak di otopsi. Bahkan Pamela Courson konon tak mengingat siapa nama dokter yang menandatangani sertifikat kematian Jim Morrison.
Prasangka perselingkuhan, pengkhianatan dan konspirasi menebar di episode terakhir kehidupan Jim Morrison dan belahan jiwanya,Pamela Courson.
Pada hari senin 5 Juli 1971, beredar rumor di Amerika Serikat bahwa Jim Morrison telah tiada. Manajer Bill Siddon tak peduli dengan kabar angin itu. Tapi setelah menelepon Pam untuk memastikan kebenaran berita kematian Morrison, Siddon langsung terbang ke Prancis. Setiba di Paris, Pam menunjukkan peti mati dan sertifikat kematian kepada Bill Siddon di apartemen tanpa melihat jenazah Morrison sama sekali.
Pada hari Rabu, 7 Juli, pemakaman Jim Morrison berlangsung di Pere Lachaise yang hanya dihadiri 5 orang saja tanpa adanya pihak keluarga maupun sahabat Morrison termasuk anggota The Doors. Mereka sama sekali tak dihubungi. Enam hari setelah kematiannya, barulah Jim Morrison diberitakasan secara resmi telah meninggal dunia.
Ray Manzarek pun berupaya menakwilkan kematian sahabatnya Jim Morrison dalam buku bertajuk Light My Fire – My Life With The Doors (1998). Pada bab pertama buku ini Ray Manzarek menguraikan bahwa mereka, The Doors, hampir tidak mengetahui kematian Jim Morrison yang sesungguhnya di Paris:
“Rumours, innuendos, self-serving lies, psychic projections to justify inner needs and maladies, and just plain goofiness cloud the truth. There are simply too many conflicting theories," tulis Manzarek di bukunya.
Ray Manzarek dalam bukunya juga banyak menuliskan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam proses berpulangnya Jim Morrison. Manzarek melihat telah terjadi semacam konspirasi yang mengorbankan sahabatnya sejak kuliah sinematografi di UCLA itu.
Sementara dalam buku bertajuk Jim Morrison Life, Death, Legend (2004) yang disusun penulis biografi rock Stephen Davis ditulis bahwa Ray Manzarek marah besar terhadap manajer The Doors Bill Siddon yang tidak memeriksa keadaan jenazah Jim Morrison di Paris.
Kesimpang siuran mengenai kisah hidup dan kematian Jim Morrison ini pada akhirnya menjadi lahan bagi penerbitan sederet judul buku perihal Jim Morrison dan The Doors. Beberapa diantaranya adalah This Is The End… My Only Friend: Living and Dying (1991) oleh Judy Hudleston, Riders On The Storm: My Life With Jim Morrison (1991) oleh John Densmore, Break On Through: The Life and Death of Jim Morrison (1992) oleh James Riordan, No One Here Gets Out Alive (2006) oleh Jerry Hopkins dan Danny Sugerman, Morrison A Feast of Friends (1991) oleh Frank Lisciandro, The Lizzard King Was Here: The Life and Times of Jim Morrison in Alexandria Virginia (2006) oleh Mark Opasnick dan masih banyak lagi.
Sutradara terkemuka Oliver Stone juga membuat film tentang The Doors dengan fokus pada kehidupan Jim Morrison yang sarat pernak-pernik kehidupan nan hedonis-materialistik.
Jim Morrison adalah ikon rock yang berhasil menembus batas waktu dan lintas generasi. Sosok penghibur Amerika yang sarat sihir. Jim adalah penyair urakan yang sesungguhnya. Hidup dalam pelukan hedonistik. Tragisnya akhir hayat Jim Morrison pun diperdebatkan. Tak ada yang melihat jasadnya. Ada yang tetap beranggapan bahwa Jim masih hidup. Walau telah berakhir, tetapi hikayat Jim Morrison masih tetap bercadar misteri tak berujung.
This is the end
Beautiful friend
This is the end
My only friend, the end
It hurts to set you free
But you'll never follow me
The end of laughter and soft lies
The end of nights we tried to die
Tapi yang pasti karya-karya Jim baik puisi maupun musik memang masih hidup, masih bersemayam di sanubari penggemarnya atau yang bakal jadi penggemarnya. Jika ada yang pernah menyebut Jim Morrison, “an angel in grace and a dog in heat”, maka saya pun mengangguk.
Bagaimana dengan Anda?
http://rollingstone.co.id/read/2012/07/03/170545/1956827/1294/jim-morrison-misteri-pujangga-rock-n-roll-yang-tiada-akhir
Begitulah isi Artikel : Jim Morrison: Misteri Pujangga Rock N' Roll Yang Tiada Akhir , semoga bermanfa'at,menambah wawasan dan yang belum tahu menjadi tahu. Salam Hormat
Posted by: Sigit Hermawan | Info Terbaru | Free Software | Tutorial Blog
Jim Morrison: Misteri Pujangga Rock N' Roll Yang Tiada Akhir Anda sedang membaca artikel Jim Morrison: Misteri Pujangga Rock N' Roll Yang Tiada Akhir dengan url : http://sigithermawan12.blogspot.com/2012/10/jim-morrison-misteri-pujangga-rock-n.html
Dapatkan Artikel Terbaru Gratis!! Masukan Email Kamu Disini :
Terima Kasih